Selamat Datang Di Blog Raka Aryo Kinanthi

Kamis, 22 Desember 2011

Anak Sistem Informasi ITS kena bacok perampok.












SURABAYA– Petualangan dua penjambret Khoirul Anam, 22, warga Jalan Sidotopo Kidul dan Budi Mulyo, 21, warga Jalan Ngaglik berakhir di kamar mayat RSU dr Soetomo. 


Kemarin dua residivis tersebut ditembak mati anggota Reskrim Polsek Simokerto setelah nekat membacok polisi. Polisi yang mendapatkan luka bacok itu adalah Bripka Mochamad Amin. Amin dibacok setelah memergoki dua tersangka tengah berusaha merampas motor milik Ega Chaernawan, 19, mahasiswa yang tinggal di Jalan Sutorejo Selatan, Kamis (22/12) dini hari.


“Saat itu kedua anggota sedangka patroli di Jalan Kenjeran, bersama empat anggotanya. Saat itulah Bripka Amin dan Aipda Suroso melihat dua orang mencurigakan dan menguntitnya,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung didampingi Kapolsek Simokerto Kompol Bagus D Rusiawan kemarin. Buruan tersebut lanjut Coki akhirnya mengarah ke Jalan Mulyosari.


Benar dugaan Amin dan Suroso sebelumnya,begitu sampai di dekat sebuah bank, dua tersangka membuntuti korban seusai mengambil uang di ATM. Tanpa banyak basabasi, kedua tersangka lantas memepet dan menyabetkan parang ke punggung dan lengan Ega Chaernawan. Peristiwa ini diketahui dua anggota polisi itu,hingga akhirnya melakukan pengejaran. Namun kedua tersangka belum juga menyerah,hingga mereka terlibat saling tendang di atas motor.


Nahas bagi Amin,di tengah duel jalanan tersebut, seorang tersangka, Khoirul Anam berhasil mendaratkan parang ke bagian dada Amin. Set...., dada amin menganga dan darah mengucur deras. Dalam kondisi terluka, Amin dan Suroso sempat terus mengejar, namun akhirnya Amin jatuh tersungkur karena darah banyak keluar.


Tak ingin buruan kabur, Suroso kemudian meminta bantuan empat rekannya hingga berhasil melumpuhkan kedua tersangka di Jalan Kusuma Bangsa.Kedua tersangka dijatuhkan dan ditembak mati dibagian dada. Sementara itu, bagi Amin, peristiwa kemarin adalah pengalaman berharga bagi abdi negara seperti dirinya. Bahwasanya, kehati-hatian tetap perlu dijaga saat berdinas.


“Kejadian seperti ini memang sudah resiko.Tetapi alhamdulillah saya masih selamat,”terangnya. Amin menuturkan, sebelum pembacokan terjadi, yang terpikir olehnya hanyalah menangkap pembacok Ega Chaernawan. Bahkan untuk menghentikan laju sepeda motor pelaku, dia sempat berniat menabrakkan sepeda motor yang dikendarainya itu. Sayang, begitu posisi mereka berdekatan,seorang pelaku, Khoirul Anam,22,warga Sidotopo Kidul I,lebih dulu membacok dirinya.


“Saat itu saya mencoba terus mengejar, tetapi ternyata tak kuat, sehingga saya terjatuh karena tak dapat mengendalikan sepeda motor lagi,”tuturnya Pria yang sudah sembilan tahun menjadi anggota Reskrim Polsek Simokerto ini memang sudah menduga hal nekat ini.Karena itu ia pun dapat menghindari luka bacok yang lebih parah lagi.Tak hanya itu ia juga mengaku sadar setelah dibacok.


“Saya tahu kalau saya dibopong dan dibawa ke rumah sakit (dr Soetomo),”katanya. Sementara itu, untuk menjaga psikologis keluarganya, Amin tidak langsung pulang pasca mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sebaliknya, bapak dua anak ini memilih balik ke Mapolsek Simokerto. “Saya memang belum pulang, tetapi sudah memberitahu mereka. Kalau ketemu saya, keluarga saya pasti menangis,” tandasnya. ihya’ ulumuddin 


menurut saya sekarang kita harus lebih berhati hati jika berada di jalanan yang sepi,apabila ada gelagat mencurigakan segeralah menjauhi tempat tersebut dan laporkan jika itu menurut anda berbahaya kepada polisi atau warga setempat.








1 komentar:

  1. teks abu abu jangan diblock putih, nggak bisa dibaca. pakai warna teks pitih saja kalau dasarnya hitam biar ok

    BalasHapus